Selasa, 13 Mei 2014

TUGAS SEMANTIK ( PEMBELAJARAN SMA)

Kebahasaan
Memahami kalimat yang ambigu
            Pada wacana “Longsor Dini Hari”, Anda dapat menemukan frasa atau kaimat yang ambigu. Ambigu bearti bermakna ganda. Contoh kalimat yang memiliki makna ambigu adalah kalimat berikut.
Warga baru sadar setelah longsorkedua datang.
Kalimat tersebut dikatakan ambigu karena dapat ditafsirkan sebagai berikut.
1.      Warga itu baru sadar setelah longsor yang kedua datang.
2.      Warga yang baru itu sadar setelah longsor kedua datang
            Kegandaan makna juga terjadi dalam kata polisemi. Akan tetapi. Kegandaan makna dalam polisemi berasal dari kata, sedangkan kegandaan makna dalam ambiguitas berasal dari satuan gramatikal yang lebih besar, yaitu frasa atau kaliat dan terjadi sebagai akibat penafsiran struktur gramatikal yang berbeda.
Untuk lebih memahami, perhatikan beberapa contoh kalimat yang ambigu berikut.
1.      Orang malas lewat di sana. dapat ditafsirkan :
a.       Jarang ada orang yang mau lewat di sana.
b.      Yang mau lewat di sana hanya orang yang malas.
2.      Buku sejarah baru terbit minggu ini. dapat ditafsirkan :
a.       Buku sejarah itu baru terbit minggu ini.
b.      Buku yang berisi sejarah baru(bukan sejarah yang lama) baru terbit minggu ini.

            Untuk menghindari kesalahan enafsiran seperti contoh di atas, dalam pengungkapannya, penutur sebaiknya menggucapkan dengan intonasi yang tepat (dalam penuturan lisan), dan dalam bahasa tulis pengguna bahasa dapat menggunakan tanda penghubung pada bagian-bagian yang ambigu. Pada buk sejarah baru terbit minggu ini, hendaknya diberi tanda hubung pada sejarah-baru (jika yang dimaksud adalah “buku yang berisi sejarah yang baru”, bukan yang lama) atau buku-sejarah (jika yang dimaksud “jenis  buk sejarah”, bukan buku matematika).

Tes Kompetensi 7.2
1.     Kalimat-kalimat berikut adalah kalimat yag ambigu.
a.    Dodi bersahabat karib dengan sulaeman. Dia sangat mencintai istrinya.
b.    Istri lurah yag baru itu cantik.
c.    Suami istri itu sedang berlibur ke Australia.
d.    Lukisan Affandi laku terjual dalam pameran  kemarin malam di TIM.
e.    Para peracang busana wanita telah hard dalam seminar itu.
2.    Cobalah tafsirkan maknanya.
3.    Perbaikilah supaya menjadi kalimat yang tidak ambigu!



  Sumber            :
Tukan. P. 2006. Mahir Bahasa Indonesia SMA Kelas XI Program IPA dan IPS. Jakarta: Yudistira.




tugas semantik ( kapan allah menggunakan kata AKU dan KAMI)

1.      Kapan allah menggunakan kata aku dan kami , dan  tersebut digunakan untuk siapa?
Ø  Penggunaan Kata “ KAMI”.
Penggunaan kata “KAMI”. Di Al-Qur’an Karim digunakan bahwa Allah SWT tidak bertindak/berkerja sendiri melainkan bersama/menyuruh utusan-utusanNya yaitu para Malaikat, para Nabi dan Rasul, dan makhluk hidup lainya yg Allah Ciptakan sendiri.  
“Kami wahyukan…” Maka disini berarti ada peran makhluk lain yaitu Malaikat Jibril sebagai pembawa atas perintah Allah kemudian disampaikan kepada para Nabi dan Rasul kemudian disampaikan kepada umatnya.
Contoh: “Dan orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, benar-benar akan Kami hapuskan dari mereka dosa-dosa mereka dan benar-benar akan Kami beri mereka balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan.” QS. Al-‘Ankabut:7.
Di sini kalimat “Kami Hapuskan” berarti Allah SWT menyuruh malaikat pencatat amalan buruk/dosa (Atid) untuk menghapuskan dosa-dosanya itu. Dan kalimat “Kami Beri Balasan” berarti Allah menyuruh malaikat pencatan amal baik (Raqib) untuk mencatat kebaikan mereka dan menyuruh para malaikat lainya untuk menyiapkan tempat di syurga atas apa yg mereka kerjakan.
 Contoh: “ Dan telah Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik….” QS. Al-Israa’:70.
Berarti yg berperan disini Allah menyuruh malaikat pemberi rizqi (Mikail) kemudian diberikan kepada manusia melalui perantara tumbuhan, hewan-hewan, ataupun melalui manusia juga. 
Jadi, sudah kita ketahui siapa saja yang ada didalam kata “KAMI” yaitu para utusan-utusanNya. Dan Kata ‘KAMI’ tidak harus bermakna arti banyak, tetapi menunjukkan keagungan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Ini dipelajari dalam ilmu balaghah.
Ø  Penggunaan kata : AKU “
Penggunaan kata “AKU” “ALLAH” dan “DIA” dalam Al-Qur’an Karim, digunkan untuk perintah langsung kepada ALLAH SWT tidak ada perantara-perantara, seperti memohon ampun/bertobat kepad-Nya, mengungapkan bahwa Dialah Tuhan satu-satunya, agar menyembah kepada-Nya semata.
Contoh :  QS. Thaha :11-14:
11. Maka ketika ia datang ke tempat api itu ia dipanggil: “Hai Musa.
12. Sesungguhnya Aku inilah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu; sesungguhnya kamu berada dilembah yang suci, Thuwa.
13. Dan Aku telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan.
14. Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah Shalat untuk mengingat Aku.
Pada ayat-ayat di atas, kata AKU digunakan karena Allah sendiri berfirman langsung kepada Nabi Musa tanpa perantara Malaikat Jibril….

Contoh penggunaan kata KAMI dan AKU (QS.21 Anbiyaa: 25)
“Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku”.
Kata KAMI digunakan saat Allah mewahyukan dengan perantara Malaikat Jibril, & kata AKU digunakan sebagai perintah menyembah Allah saja.


Rabu, 07 Mei 2014

PESAN BAPAK UNTUK ANAKNYA DI FACEBOOK (bahan renungan)

(bahan renungan)


Seorang pemuda duduk di hadapan laptopnya. Login facebook. Pertama kali yang dicek adalah inbox.
Hari ini dia melihat sesuatu yang tidak pernah dia pedulikan selama ini. Ada 2 dua pesan yang selama ini ia abaikan. Pesan pertama, spam. Pesan kedua…..dia membukanya.
Ternyata ada sebuah pesan beberapa bulan yang lalu.
Diapun mulai membaca isinya:
“Assalamu’alaikum. Ini kali pertama Bapak mencoba menggunakan facebook. Bapak mencoba menambah kamu sebagai teman sekalipun Bapak tidak terlalu paham dengan itu. Lalu bapak mencoba mengirim pesan ini kepadamu. Maaf, Bapak tidak pandai mengetik. Ini pun kawan Bapak yang mengajarkan.
Bapak hanya sekedar ingin mengenang. Bacalah !
Saat kamu kecil dulu, Bapak masih ingat pertama kali kamu bisa ngomong. Kamu asyik memanggil : Bapak, Bapak, Bapak. Bapak Bahagia sekali rasanya anak lelaki Bapak sudah bisa me-manggil2 Bapak, sudah bisa me-manggil2 Ibunya”.
Bapak sangat senang bisa berbicara dengan kamu walaupun kamu mungkin tidak ingat dan tidak paham apa yang Bapak ucapkan ketika umurmu 4 atau 5 tahun. Tapi, percayalah. Bapak dan Ibumu bicara dengan kamu sangat banyak sekali. Kamulah penghibur kami setiap saat.walaupun hanya dengan mendengar gelak tawamu.
Saat kamu masuk SD, bapak masih ingat kamu selalu bercerita dengan Bapak ketika membonceng motor tentang apapun yang kamu lihat di kiri kananmu dalam perjalanan.
Ayah mana yang tidak gembira melihat anaknya telah mengetahui banyak hal di luar rumahnya.
Bapak jadi makin bersemangat bekerja keras mencari uang untuk biaya kamu ke sekolah. Sebab kamu lucu sekali. Menyenangkan. Bapak sangat mengiginkan kamu menjadi anak yang pandai dan taat beribadah.
Masih ingat jugakah kamu, saat pertama kali kamu punya HP? Diam2 waktu itu Bapak menabung karena kasihan melihatmu belum punya HP sementara kawan2mu sudah memiliki.
Ketika kamu masuk SMP kamu sudah mulai punya banyak kawan-kawan baru. Ketika pulang dari sekolah kamu langsung masuk kamar. Mungkin kamu lelah setelah mengayuh sepeda, begitu pikir Bapak. Kamu keluar kamar hanya pada waktu makan saja setelah itu masuk lagi, dan keluarnya lagi ketika akan pergi bersama kawan-kawanmu.
Kamu sudah mulai jarang bercerita dengan Bapak. Tahu2 kamu sudah mulai melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi lagi. Kamu mencari kami saat perlu2 saja serta membiarkan kami saat kamu tidak perlu.
Ketika mulai kuliah di luar kotapun sikap kamu sama saja dengan sebelumnya. Jarang menghubungi kami kecuali disaat mendapatkan kesulitan. Sewaktu pulang liburanpun kamu sibuk dengan HP kamu, dengan laptop kamu, dengan internet kamu, dengan dunia kamu.
Bapak bertanya-tanya sendiri dalam hati. Adakah kawan2mu itu lebih penting dari Bapak dan Ibumu? Adakah Bapak dan Ibumu ini cuma diperlukan saat nanti kamu mau nikah saja sebagai pemberi restu? Adakah kami ibarat tabungan kamu saja?
Kamu semakin jarang berbicara dengan Bapak lagi. Kalau pun bicara, dengan jari-jemari saja lewat sms. Berjumpa tapi tak berkata-kata. Berbicara tapi seperti tak bersuara. Bertegur cuma waktu hari raya. Tanya sepatah kata, dijawab sepatah kata. Ditegur, kamu buang muka. Dimarahi, malah menjadi-jadi.
Malam ini, Bapak sebenarnya rindu sekali pada kamu.
Bukan mau marah atau mengungkit-ungkit masa lalu. Cuma Bapak sudah merasa terlalu tua. Usia Bapak sudah diatas 60 an. Kekuatan Bapak tidak sekuat dulu lagi.
 Bapak tidak minta banyak…
Kadang-kadang, Bapak cuma mau kamu berada di sisi bapak. Berbicara tentang hidup kamu. Meluapkan apa saja yang terpendam dalam hati kamu. Menangis pada Bapak. Mengadu pada Bapak.Bercerita pada Bapak seperti saat kamu kecil dulu.
Andaipun kamu sudah tidak punya waktu samasekali berbicara dengan Bapak, jangan sampai kamu tidak punya waktu berbicara dengan Alloh.
Jangan letakkan cintamu pada seseorang didalam hati melebihi cintamu kepada Alloh.
Mungkin kamu mengabaikan Bapak, namun jangan kamu sekali2 mengabaikan Allah.
Maafkan Bapak atas segalanya. Maafkan Bapak atas curhat Bapak ini. Jagalah solat. Jagalah hati. Jagalah iman. ”
Pemuda itu meneteskan air mata, terisak. Dalam hati terasa perih tidak terkira...................
Bagaimana tidak ? Sebab tulisan ayahandanya itu dibaca setelah 3 bulan beliau pergi untuk selama-lamanya.
Top of Form



Selasa, 06 Mei 2014

tugas individu sintaksis tentang kalimat kontruksi dan konstituen

Contoh kalimat konstruksi dan konstituennya
1. Dua gadis itu makan kacang di kantin
Terdiri dari satu konstruksi dan dua konstituen.
Kontituen 1.  Dua gadis itu
                2. makan kacang di kantin

Diagram pohon dalam konstituen di atas adalah :




2. Ani mahasiswa baru belajar di perpustakaan.


LAPORAN DISKUSI KELOMPOK “RELASI MAKNA”


LAPORAN DISKUSI KELOMPOK “RELASI MAKNA”

Nama : sutriningsih
Kelas : 6 F
Nmp : 116211050

1.      Apakah sinonim antardua buah kata yang berbeda selamanya memiliki arti yang sama ?
Jawaban :  Iya, karena sinonim adalah suatu kata yang memiliki bentuk yang berbeda namun memiliki arti atau pengertian yang sama atau mirip. Sinomin bisa disebut juga dengan persamaan kata atau padanan kata.
Contoh:
senang = suka
Nasihat = petuah
Bohong = dusta
Pintar = pandai
Untung = laba
Naas = sial
Tetapi penggunaannya tergantung pada faktor waktu, faktor tempat, faktor sosial, dan faktor bidang kegiatan.
2.       Jelaskan letak antonim pada tataran bahasa, seperti tataran morfem, kata, frase dan kalimat ?
Jawaban : letak antara kata yang berantonim dalam bahasa Indonesia dengan bahasa Jawa terletak pada tata letak. Perubahan tata letak dimaksudkan pada gabungan antonim dua suku kata dalam bahasa Indonesia, kata pertama awalnya akan berpindah letak di belakang kata kedua sesudah disampaikan dengan bahasa Jawa sedangkan kata kedua akan berubah menjadi di awal gabungan antonim. Perubahan tata letak tersebut dikarenakan oleh faktor adat istiadat kebudayaan masyarakat 
3.       Mengapa penggunaan oposisi lebih tepat dari pada penggunaan antonim ?
Jawaban : Karena penggunaan kata antonim sering disalah artikan, banyak yang mengartikan bahwa antonim adalah lawan kata.
4.      Jelaskan dengan singkat perbedaan oposisi hubungan, oposisi hierarki dengan oposisi majemuk ?
Jawaban :
a. Oposisi hubungan adalah makna kata yang beroposisi hubungan bersifat saling melengkapi, artinya kehadiran kata yang satu karena ada kata yang lain menjadi oposisinya.
b. oposisi hierarki adalah kata-kata yang beroposisi hierarkial yaitu kata-kata yang berupa nama satuan ukuran, satuan hitungan dan penanggalan, nama jenjang kepangkatan dan sebagainya.
c. oposisi majemuk adalah oposisi di antara dua buah kata, seperti mati-hidup, jauh-dekat.
5. jelaskan maksud dari konsep hoponimi dan hipernimi mudah diterapkan pada kata benda tetapi sukar pada kata kerja dan kata sifat?
Jawaban : Karena hiponimi dan hipernimi biasanya ditemukan dalam kata benda bukan kata sifat atau kata kerja. Contoh hipernimi nya kata ikan dan hoponiminya yaitu kata tongkol, kakap, gurami dan cakalang.
6.    Jelaskan bagaimana membedakan bentuk-bentuk polisemi dan homonimi!
Jawaban :
·         Polisemi merupakan satuan bahasa yang memiliki makna lebih dari satu (banyak makna)
·         homonimi yaitu sebagai ungkapan yang bentuknya sama dengan ungkapan lain tetapi maknanya tidak sama.
7.      Mengapa perbedaan ambiguits berasal dari gramatikal yang lebih besar ?
Jawaban : Karena ambiguitas sering diartikan sebagai kata yang bermakna ganda atau mendua arti.
8 . Jelaskan redudansi dalam bentuk kalimat dan bentuk ujaran apa saja yang digunakan?
Jawaban : Redundansi adalah penggunaan tulisan yang memakai kata berlebihan. Umpamanya bola di tending si udin, maknanya tidak akan berubah bila dikatakan bola ditendang oleh si udin. Pemakaian kata oleh pada kalimat kedua dianggap sebagai sesuatu yang redudansi yang berlebihan dan sebenarnya tidak perlu.





Sabtu, 03 Mei 2014

tugas semantik ( menganalisis surat Al-Fatihah)

 Pertanyaan :
1.      Menganalisis surat al- fatihah berdasarkan Al-Qur’an dan Tafsir .
artinya :
 “ Tunjukilah kami jalan yang lurus”. Kenapa jalan yang lurus  bukan yang benar.
Jawab:
·       1.  Menganalisis berdasarkan Al-Qur’an
“ Tunjukilah kami jalan yang lurus”. Kenapa jalan yang lurus  bukan yang benar .
Karena jalan yang lurus yaitu  jalan yang hidup yang benar, yang dapat membuat bahagia di dunia dan di akhirat.
·     2.  Menganalisi berdasarkan Tafsir .
“ Tunjukilah kami jalan yang lurus”. Kenapa jalan yang lurus  bukan yang benar .
Karena jalan yang lurus  yakni yang tidak melenceng dari kebenaran dan tidak menyimpang dari petunjuk sehingga membawa kami ke ridha-Mu dan surga-Mu.
- Para Ulama Ahli Tafsir rahimahullah menyebutkan Jalan yang Lurus
(ash Shiratal Mustaqim) didalam ayat ini kepada 4 pendapat yang saling menguatkan :
1. Jalan yang Lurus adalah Perkara yang Haq.
2.   Jalan yang Lurus adalah Al-Islam.
3.  Jalan yang Lurus adalah Kitabullah yakni Al-Qur'an.
4. Jalan yang Lurus adalah Jalan Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam, Abu Bakar dan Umar.