DIA
KEMBALI
Siang
ini adalah siang yang indah. Hangatnya sinar mentari mulai timbul dan terasa di
tubuhku. kicauan burung-burung yang merdu sudah tidak terdengar lagi. Hanya
suara motor yang melintas di telingaku, tidak terkalah lagi suara motor anak
kuliyah pulang dan pergi yang hampir memadati kota ini. Hari yang tidak pernah
ku duga tiba-tiba datang sosok yang tanpam mendekatiku.
Rasa
bertemu dengan sahabat yang sudah hampir beberapa tahun terpisah oleh jarak dan waktu sehingga tidak bisa bersama. tapi siang ini aku bisa mendapatkan rasa
kebersamaan itu lagi, rasa ungkapan terima kasih ini tidak bisa ku ungkapkan
lagi dengan bentuk apa pun, aku hampir tidak mengenali dirinya, banyak yang
berubah dari dia,wajah dan penampilannya semuanya berubah, hingga membuat aku
tidak mengenalinya sedikitpun. Namun allah berkehendak lain, tanpa aku sadari
dan tanpa kuduga ternyata dia masih mengenali diriku.
Fahmi
hidayatullah, begitulah nama lengkapnya. Terus menahan rasa bahagianya yang
ingin ia wujudkan dalam bentuk gelakan tawa.
Sinar Matahari yang terpancar
diwaktu siang itu sangatlah hangat. Serasa mengalir aura kerinduan dan menepis
segala macam keburukan .Angin bertiup sepoi-sepoi. Menggoyangkan daun-daun yang
tumpuh liar di tanah yang luas. Fahmi
telah memasuki kampus Universitas Islam Riau , dimana tempat ingin menemui
sahabat kecilnya
Sejak
pagi Amira telah sibuk dikos membersihkan disetiap sudut ruangan, kamar dan
halaman rumah,serta ruang masak, pagi itu amira sengaja membersihkannya lebih
awal, peluhnya mengucur, namun senyum puas dan lega menyerungah dari rautnya.
“
Alhamdulilah,”
Lengah
ia sepuh dengan syukur. Senyum simpul
kegembiraan tersirat dari bibir mungilnya. Selangkah ia beranjak, deringan SMS
bergetar menanti untuk dibaca.
Assalamu’alaikum
Dek Amira? , bsa
temui fahmi d taman skrng?
( Fahmi )
Amira
melempar senyum. Ia ingin tertawa membaca SMS itu, simpel dan membuat ia tertawa.
Tapi dia tahu maksud dari sms itu, amira segera membalasnya.
Wa’alaikum salam
Ya, bsa tgu bntr !
Kini
tiba saatnya ia beranjak dan bersiap-siap untuk menemui sahabat kecilnya,
langkahnya pasti dan mantap. Sejenak ia rapikan berkas-berkas yang berantakkan di atas
kasurnya, namun segera ia bergegas
menuju ketaman. Jaraknya lumayan jauh dari tempat kosnya. Butuh beberapa menit
untuk sampai.
***
“Assalamu’alaikum,
maaf lama menunggu!”
Sosok
gadis cantik bentuk poster yang mungil dan
memakai jilbab merah yang berdiri dibelakang cowok dan sambil menyapa seorang pria memakai kemeja biru
kotak-kotak beserta seorang teman yang
ada disampingnya.
“Wa’alaikum
salam, maaf juga sudah mengganggu waktunya!”
“Emm,
nggak apa-apa .”
Aku
terpaku melihat fahmi sahabatku, kini ia telah tumbuh menjadi pria yang tampan.
Banyak perubahan yang terjadi pada dirinya. Setelah sekian lama aku tidak
bertemu dengannya. Kami saling melihat satu sama lain, ada rasa yang tak pernah
kami bayangkan bisa bertemu kembali sungguh Allah Maha mendengar doa kami.
Amira
sambil menyunggingkan senyum ramah, begitu juga dengan fahmi dan memulai
pembicaraan. Dan mereka sambil menuju ke tempat duduk yang ada didekatnya.
“
Hmm… ini benar sama Amira?” banyak ya yang berubah dari mu sekarang dari penampilan
dan tak kalahnya lagi kamu kelihatannya makin cantik dan tumbuh menjadi wanita
yang anggun. Dan sungguh luar biasanya lagi kamu sekarang menjadi akhwat ya?
Sungguh luar biasa perubahan yang terjadi dengan dirimu Amira.
Amira
hanya menundukkan kepala dan nggak tahu apa maksud dari semuanya itu, mungkin
itu sapaan dari seorang sahabat yang telah lama tidak bertemu.
“Amira
gimana kabarmu sekarang.”
“kabar
ku alhamdulilah sehat.” Fahmi kok kelihatannya dirimu nggak seperti dulu !
“Hmm…
emang kenapa dengan diriku, amira? “
“Maaf
ya fahmi? Mu sekarang kelihatan makin hitam dan jelek . Hehehe……
“Ah
mu ni mira,ada-ada aja ya, biasa…? aku kan anak atlet. Jadi, ya kek gini lah
adanya. Oh ya mira rencananya liburan
ini aku mau ngajak mu ke suatu tempat dimana tempat selama ini aku menuntut
ilmu, karena aku tahu kamu dari dulu pengen bangetkan ketempat itu seperti apa
dan gimana keadaan di sekitarnya ! Jadi mu
maukan kesana bersama ku?
“Tak
perlu sungkan Amira, rasanya tak enak jika menolak kebaikan seseorang . Apalagi
yang ditolak itu ajakan dari seorang sahabat .
“Amira
mau kan pergi?” sekali ini…… aja, mau ya ?
Sejenak
amira terdiam, lantas tersenyum simple
dari raut wajah amira. Tapi, amira tidak yakin bisa ikut fahmi?
Fahmi
mengernyitkan dahi kembali menyaksikan letak kebimbangan dalam raut wajah
sahabatnya. Amira aku adalah orang yang paling bahagia bisa bersama-sama pergi
ke tampat itu, apa lagi yang ku ajak ini adalah sahabat satu-satunya sahabat kecil ku yang sudah lama
pengen ketempat itu dan kini saatnya aku ingin mengabulkan keinginan mu, udah sekian
lama ku cari bahkan udah beberapa tahun kita nggak pernah ketemu bahkan nggak
tau gimana kabar kita antara satu sama lain, pada saat itu juga aku merindukan
masa-masa yang indah,tertawa bersama, makan bersama yang selalu kita lalui
bersama, aku setiap hari setiap saat berdo’a pada-Nya, semoga kita bias bersama
lagi, kini allah memberikan jalan itu, kebahagian aku akan terasa tidak lengkap
bila kamu menolak ajakan ku!
“Amira
terdiam, ia merasa tersanjuk dengan kalimat serta ajakan yang tulus dari
sahabatnya. Ia teramat senang dengan ajakan fahmi. Bahkan sudah lama ia
menginginkan untuk pergi ke tempat itu. Dan kini, tanpa ia ragu. Ia langsung
mengiyakan ajakan tersebut.
Gitu
dong amira ? ya udah nantik aku kasi kabar lagi kapan kita akan kesana.
Amira
tersenyum simpul dengan penuh kebahagian yang ia bisa rasakan bersama sahabat
lamanya. Hari pun semakin siang suasana disekitar kampus terasa hangat sehingga
membuat kulit ku akan terbakar. Dan pertemuan ku sama fahmi pun berakhir di
bawah pohon beringin.
***
Pukul
enam lewat dua puluh menit kapal yang kami tumpangi berhenti dipelabuhan merak.
Sekitar tiga menit kami baru bisa keluar dari antrian yang cukup padat, tubuhku
yang mungil dengan mudahnya bisa keluar dari desakan para penumpang begitu juga dengan sahabat ku yang berebut
ingin keluar dan menemui sanak keluarga yang sudah meunggu di pelabuhan
tersebut. Aku mengamati satu persatu wajah mereka yang ada disekitar pelabuhan namun
tak satupun yang ku kenal.
Fahmi melihat gaya Amira yang lucu membuat dirinya
nggak bisa menahan tawa,tawanya membuat
Amira terjaga dari amatan nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar