Sabtu, 07 Juni 2014

Tugas Kelompok Mulut




TUGAS KELOMPOK  SEMANTIK KOGNITIF
PEKERJAAN MULUT DALAM BERBAGAI BIDANG (NOVEL, CERPEN, LIRIK LAGU DAN MAJALAH)

OLEH KELOMPOK MULUT
1.     SUHARTINI
2.     DINA NABELA
3.     ELLY SYAHRIANI
4.     EXI TRI WAHYUNI
5.     RINA HIDAYATI
6.     SUTRININGSIH
7.     DWI NANDA PUTRI

Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Islam Riau
Pekanbaru
SEMANTIK KOGNITIF
A. Penggunaan Kata “Mulut” Dalam Novel Gurun Bercerita Cinta Karya Diyah Ratna
1.     Pekerjaan mulut Mencibir
v  “Nama saya Helena. Mulai hari ini saya akan bekerja sama dengan teman-teman semua di sini. Saya ada di bagian marketing korporasi dari grup perusahaan Ababil. Saya sangat berharap kita dapat menjadi satu tim yang solid,” begitu ujarnya saat perkenalan dengan seluruh karyawan. Mario masih ingat betapa Abdullah dan beberapa enginer lainnya mencibir tak percaya setelah itu. Apalagi, Alena tak henti-hentinya melempar senyuman pada semua orang. (Ratna, 2009:6-7)
2.    Pekerjaan mulut Menyapa
v  “Mana mungkin ia memimpin sejumlah manajer laki-laki yang berasal dari beraneka ragam latar belakang budaya dan bangsa ? dengan Mario yang sebangsa dan setanah air saja gadis itu tak pernah menyapa. Donald Terrence sudah hilang ingatan rupanya.” (Ratna, 2009:8)
3.    Pekerjaan mulut yang bersungut-sungut
v  This is crazy…, ths is crazy…” ujar Abdullah berlalu sambil bersungut-sungut. Selama ini, memang belum pernah ada pemimin perempuan di perusahaan mereka. Di Negara ini, kaum lelaki menganggap perempuan sebagai warga kelas dua yang kepalanya hanya di penuhi sel-sel emosional tanpa berpikir logis.” (Ratna, 2009:8)
4.    Pekerjaan mulut yang menyungging
v  “Alena yang berdiri di seberang meja Mario mengangguk setuju. Bibirnya yang tipis menyunggingkan senyum kecil. Ia menyapu sekilas seluruh hadirin dengan tatapan matanya. Ada kilat bangga di sana.” (Ratna, 2009:15)
5.    Pekerjaan mulut yang menyuarakan
v  “Mario menganggkat bahu. Baru kali ini, ia melihat Abdullah berdiri sendiri sebagai seorang penantang atau pelawan arus kebijakan Donald. Biasanya, lelaki domestic iu meminta Mario atau Chandra untuk menyuarakan pendapatnya. Mario sudah menduga sebelumnya kalau kehadiran Alena sebagai pemimpin proyek ini akan mendpat hambatan dan tantangan keras dari anggota tim, terutama anggota yang berasal dari Timur Tengah seperti Abdullah.”(Ratna, 2009:17).
6.    Pekerjaan mulut yang terkatup
v  “Mario memperlihatkan wajah Alena yang mulai memerah. Hmm,  kini bukan hanya Abdullah yang gusar. Bibir gadis itu terkatup rapat. Mata kecilnya menyorot tajam ke arah Abdullah. (Ratna, 2009:19)
7.    Pekerjaan mulut yang mengutarakan
v  “Mario mengunci bibirnya. Ia jga tak ingin masuk ke dalam kemelut tim ini meski sebenarnya ia ingin sekali mengutarakan pendapatnya. Suasana ruangan hening sejenak.” (Ratna, 2009:20)
8.    Pekerjaan mulut yang tertawa.
v  “Mario tertawa. Di depannya, dia melihat wajah Alena merah padam karena malu dan marah. Hmm…, pasti ia belum pernah menemui enggota tim seagresif Abdullah. Lihat saja emosinya, ujar Mario dalam hati.” (Ratna, 2009:23)
9.    Pekerjaan mulut yang menanyakan.
v  “Satu minggu kemudian, ayah Gita menelepon Mario dari Jakarta, sengaja menanyakan apakah benar Mario akan melangsungkan pertunangan dengan anak gadisnya.” (Ratna, 2009:29)
10. Pekerjaan mulut yang menguap.
v  “Gita yang membuatkan program untuknya. Dan, Gita selalu siap dengan senyuman yang hangat. Sambil menguap, Mario merasakan kenyamanan pagi ini. Dia merasa, hidupnya mendekati sempurna.” (Ratna, 2009:31)
11.  Pekerjaan mulut yang bertengkar.
v  “Mario hanya mengangkat bahu. Ia tidak akan dan tidak akan pernah bertengkar mulut dengan perempuan, apalagi perempuan seperti Alena.” (Ratna, 2009:33)
12. Pekerjaan mulut yang memanggil
v  “Kali ini, tidak ada teriakan memanggil namanya dari Alena. Mungkin perempuan itu jengah karena di sana ada anggota tim lengkap yang sedang menunggu keputusan.” (Ratna, 2009:34).
13. Pekerjaan mulut yang  berbisik.
v  “Kemudian, lelaki itu pun berjongkok di hadapan Alena. Matanya yang basah menatap langsung ke dalam bola mata gadis itu. Memancarkan cahaya dan bintang-bintang. Suaranya dalam dan parau ketika berbisik.” (Ratna, 2009:173)
14. Pekerjaan mulut yang meneguk.
v  “ia meneguk kopinya sendiri hingga tandas. Cairan kopi yang pahit mengliri kerongkongannya dan menginggalkan rasa getir di sana. (Ratna, 2009:173).
15. Pekerjaan mulut yang memuji
v  “Berkali-kali, Donald Terence memuji Mario di depan Alena.” (Ratna, 2009:50).
16. Pekerjaan mulut yang berdehem
v  “Terdengar suara Donald berdehem sebentar di seberang. Alena mengusap air di dahinya sambil berusaha menerka-nerka mengapa Donald meneleponya di saat weekend sepeerti ini.” (Ratna, 2009:53)
B. Penggunaan kata mulut dalam Cerpen
17. Pekerjaan mulut yang mengejek
v  Wajah didepan cermin itu mengejek.”
18. Pekerjaan mulut yang menjerit.
v  “Dia menjerit kearahku, sambil menatap dengan wajahku, seolah-oleah ingin menerkamku.”
19. Pekerjaan mulut yang mengoyak-ngoyak
v  “Dengan seketika ajing itu mengoyak-ngoyak daging yang dilempar pemiliknya.”
20.Pekerjaan mulut yang mencium
v  “Suaminya dengam muka sendu mencium jasad yang tergeletak di dapannya.”
21. Pekerjaan mulut yang bernyanyi dan bersiul.
v  “Dia bernyanyi sambil bersiul. Sungguh merdu nyayiannya”
22.Pekerjaan mulut yang menggigit
v  “Anak itu senakin mengigit bibirnya hingga berdarah.”
23.Pekerjaan mulut yang batuk-batuk
v  “Mario terbatuk. Pertunangan kita ?”
24.Pekerjaan mulut yang menyeringai
v  “Belum kemana-mana. Aku selalu berenang di sana setiap weekend. Mau pergi-pergi juga nggak punya teman,” katanya sambil menyeringai.


C. Penggunaan kata “Mulut” dalam lirik lagu
25.Pekerjaan mulut yang tersenyum dan bercanda tawa dalam lirik lagu Cintakan Membawamu Kembali
v  Cinta kan membawa kembali seperti yang dulu
Suasana yang dulu hatiku yang dulu
Bersama jiwaku dirimu yang ku tunggu-tunggu
Perihnya hatiku tuk melawan semua waktuku
Damaikan semua rasa indahkan
Membawa jauh lara senyuman canda tawa
26.Pekerjaan mulut yang meludah dalam lirik lagu Ada Lagi Yang Mati
v  Aku lihat orang yang mati
Diantara tumpukan sampah
Lehernya berdarah membeku
Bekas pisau lawannya tadi malam

Belakang pasar dekat terminal
Pagi itu orang berkerumun
Melihat mayat yang membusuk
Tutup hidung sesekali meludah
27.Pekerjaan mulut yang melumat dalam lirik lagu Aku Antarkan
v  Tak terasa seminggu
Sudah engkau di pelukku
Tak terasa seminggu
Alangkah cepatnya waktu
Tak terasa seminggu
Rakus kulumat bibirmu
Tak terasa seminggu
Tak bosan kau minta itu
28.Pekerjaan mulut yang merintih dan menjerit dalam lirik lagu Air Mata Api
v  Aku adalah lelaki tengah malam
Ayahku harimau, ibuku ular
Aku dijuluki orang sisa-sisa
Sebab kerap merintih, kerap menjerit
Temanku hitam, temanku lagu
Nyanyikan tangis, marah, dan cinta
Temanku niat, temanku semangat
Yang kian hari kian berkarat, semakin berkarat
29.Pekerjaan mulut bersuara yang dalam lirik lagu Raja Negeriku
v  Yang terdiam dari suara
Sabar jiwaku, sabar seluruh bangsaku
Aaah perih tangismu, perih jiwamu
Tersisihkan oleh kawanan hitam
Semua telah lelah menanti
[ pidato Ir. Soekarno ]
Bersuara untuk mereka, raja negeriku
Kau telah lama terdiam
Perubahan jerit hatiku, cermin jiwamu
Berikan terang untuk masa depan wooo
30.Pekerjaan mulut yang mengucap cintadalam lirik lagu Aku Bersahaja (Feat. Taufik Batisah)
v  Bisakah ku menggapai bintang yang bersalut indah,
Bisakah ku menebak masa cintakan tercipta,
Bisakah ku huraikan segala misteri dunia,
Bisakah ku mengucap cinta untuk selamanya

D. Pekerjaan “Mulut” dalam Cerpen Lelaki Impian
31. Aku tersentak kaget saat seorang waitters menyapaku, menanyakan akan pesan minum lagi atau tidak. (Kartini, 2006:118).
Fungsi mulut : menyapa, menanya
32.Mereka memberi semangat kepadaku agar mulai menata hidup masa depan. (Kartini, 2006:118)
Fungsi mulut : memberi semangat
33.Senyum hangat senantiasa tersungging di bibirnya yang merah. (Kartini, 2006:118)
Fungsi mulut : tersenyum
34.Dan saya jatuh cinta sama kamu,” begitu kata Andika bila ku tanya apa dia benar-benar suka padaku.
Fungsi mulut : bertanya
35.Atau tentang anak-anak mereka yang bisa mengucapkan kata “mama”, panggilan yang ku rindukan selama ini.
Fungsi mulut : memanggil
Pada cerpen Pengalaman Berharga, majalah Kartini (2006:114).
36.Rani, maaf. Tapi kamu pernah dengar pepatah bukan?
Fungsi mulut : meminta maaf
37.Hingga suatu haribapak melihat perbuatanku itu dan segera menasehatiku.
Fungsi mulut : menasehati
38.Jangan ucapkan kata sempurna lagi di depanku.
Fungsi mulut : mengucapkan kata-kata
39.Bapak memijat kakiku dengan minyak kelapa sambil berdoa dan mengucapkan istigfar berkali-kali.
Fungsi mulut : mengucap istigfar
40.Dalam hati aku berkata, ku tunggu telepon dan ajakanmu untuk dinner berdua lelaki impian.
Fungsi mulut : mengajak

E. Pekerjaan Mulut dalam Kumpulan Cerpen Cinta Pilihan Riau Pos 2012
41. Kusibak gorden jendela, pada sebuah celah antara jendela dan pagar rumah, aku melihat wajahnya lengket sekali, tak peduli ada suara yang memanggilku dari dalam. Yang kuinginkan melihat lebih dekat. Wajah itu memang benar-benar mempesona diriku.
42. Ingin rasanya kususul menengok keluar pagar, di mana persinggahan terakhir sang gadis. Tapi rupanya aku tetap terpaku di balik jendela, membayangkan berkenalan dengannya, dia menyodorkan tangan, mata terbuka lebar dan senyum mengembang dihiasi lesung pipi.
43. ‘’Bang, tolong ambilkan sapu di depan,’’ teriak adik perempuanku. Aku seperti tidak peduli dengan panggilan apapun. Yang kuperhatikan hanya sang gadis dari ujung rambut hingga ujung kaki. Walau tidak terlalu jelas, tapi aku yakin gadis ini memang sangat mempesona.
44. ‘’Sampaikan salam Abang ya dengan Wulan,’’ aku mengeluarkan kata-kata sambil berlalu. Biar dia tahu aku hanya sekadar simpatik, karena kami bertetangga.
45.  Kali ini aku harus ke rumahnya. Harus, tidak bisa lama-lama lagi. Tak tahan. Kamu telah menebar pesona, sampai daun-daun cinta keluar dan meloncat dari dadaku. Wulan, kamu harus tahu semua yang aku rasa selama ini’’ aku terus bersiap-siap menyusun kata agar ketika berhadapan dengan pemilik pipi memerah di sinar matahari itu, langsung mengeluarkan senyum dan lesung pipinya.
46. ‘’Siapa yang meninggal?’’ tanyaku kepada seorang lelaki yang sedang berdiri di sampiang ambulan, kebetulan aku tahu dia adalah Ketua RT kami, Pak Imron.
‘’Anak tetangga kita yang baru’’
47. ’O, itu Wulan. Dia tetangga kita. Baru sebulan tinggal di kompleks ini.’’
Suara adikku mengejutkan ku. Dia pun ikut mengintip dari jendela.
‘’Ah, ganggu saja,’’ kataku dengan nada datar.

‘’Dia juga teman sekelasku.’’ Ucapan adikku memberi secercah sinar. Termnyata adikku menyimpan informasi yang sangat penting bagiku. Langsung kubayangkan, adikku sebagai tukang pos kalau aku mengirim surat atau untuk tahap awal meminta nomor HP-nya.
48. Tapi aneh, aku tidak punya keberanian sedikit pun keluar. Mungkin sekadar menyapanya dan memperkenalkan diri. Kenyataannya aku tetap di balik jendela itu.
49. Sakura, anaknya nomor dua, seperti biasa sibuk berteriak di sela-sela kalimat ibunya, berteriak-teriak sok tahu.
50. Ah, sebentar lagi juga suara-suara berisik gadis-gadis itu keluar dari speaker ruanganku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar